2.1 Filsafat
Ketuhanan Islam
Secara
harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata
Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta
terhadap ilmu atau hikmah. Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani
mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap
hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan
menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa
filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab
dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Sementara
itu, A. Hanafi, M.A. mengatakan bahwa pengertian filsafat telah mengalami
perubahan-perubahan sepanjang masanya. Pitagoras (481-411 SM), yang dikenal
sebagai orang yang pertama yang menggunakan perkataan tersebut. Dari beberapa
kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengertian filsafat dari segi kebahasan
atau semantik adalah cinta terhadap pengetahuan atau kebijaksanaan. Dengan
demikian filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan
pengetahuan atau kebikasanaan sebagai sasaran utamanya.
Keimanan
dalam Islam merupakan aspek ajaran yang fundamental, kajian ini harus
dilaksanakan secara intensif. Keimanan kepada Allah Swt, kecintaan,
pengharapan, ikhlas, kekhawatiran, tidak dalam ridho-Nya, tawakal nilai yang
harus ditumbuhkan secara subur dalam pribadi muslim yang tidak terpisah dengan
aspek pokok ajaran yang lain dalam Islam.
Ketaatan
merupakan karunia yang sangat besar bagi muslim dan sebagian orang yang
menyebut kecerdasan spiritual yang ditindak lanjuti dengan kecerdasan sosial.
Inti ketaatan tidak dinilai menurut Allah Swt, bila tidak ada nilai pada aspek
sosial.
Muslim yang
baik memiliki kecerdasan intelektual sekaligus kecerdasan spiritual (QS. Ali
Imran: 190-191) sehingga sikap keberagamaannya tidak hanya pada ranah emosi
tetapi didukung kecerdasan pikir atau ulul albab. Terpadunya dua hal tersebut
insya Allah menuju dan berada pada agama yang fitrah. (QS.Ar-Rum: 30).
Jadi,
filsafat Ketuhanan dalam Islam bisa diartikan juga yaitu kebijaksanaan Islam
untuk menentukan Tuhan, dimana Ia sebagai dasar kepercayaan umat Muslim.
2.2 Pengertian
Tuhan
Lafal Ilahi yang
artinya Tuhan,menyatakan berbagai obyek yang dibesarkan dan dipentingkan
manusia, misalnya dalam surat Al-Furqon: 43
Artinya: “Terangkanlah kepadaku
tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu
dapat menjadi pemelihara atasnya?”
Tuhan (ilah) ialahsesuatu yang dipentingkan (dianggappenting)
olehmanusiasedemikian rupa, sehinggamanusiamerelakandirinyadikuasaiolehnya.
Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat dipahami, bahwa Tuhan itu bisa
berbentuk apa saja, yang dipentingkan oleh manusia. Yang pasti ialah manusia
tidak mungkin atheis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan logika
al-Qur’an setiap manusia pasti mempunyai sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan
demikian, orang-orang komunis pada hakikatnya ber-Tuhan juga. Adapun Tuhan
mereka ialah ideologi atau angan-angan (utopia) mereka.
Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “Laa illaha illaa Allah”.
Susunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”,
kemudian baru diikuti dengan suatu penegasan “melainkan Allah”. Hal itu berarti
bahwa seorang muslim harus membersihkan dari segala macam Tuhan terlebih
dahulu, yang ada dalam hatinya hanya satu Tuhan yang bernama Allah.
Bagi manusia, Tuhan itu bisa dalam
bentuk konkret maupun abstrak/gaib. Al-Qur’an menegaskan Ilah bisa dalam bentuk
mufrad maupun jama’ (ilah, ilahian, ilahuna). Ilah ialah sesuatu yang
dipentingkan, dipuja, diminintai, diagungkan diharapkan memberikan kemaslahatan
dan termasuk yang ditakuti karena mendatangkan bahaya.
Di dalam
Al-Qur’an surat Al-Baqarah: 163 menegaskan
Artinya: “Dan Tuhanmu, Tuhan Yang
Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”
Ilah yang
dituju ayat di atas adalah Allah Swt, yang menurut Ulama’ Ilmu Kalam Ilah di
sini bermakna al-Ma’bud, artinya satu-satunya yang diibadati/disembah. Sedang
Al-Matbu’, yang dicintai, yang disenangi, diikuti. Inilah yang disebut Tauhid Uluhiyah,
bahwa Allah Swt. satu-satunya Tuhan yang diibadahi, dicintai, disenangi, dan
diikuti.
Allah Swt
memfirmankan dalam Al-Qur’an surat Thoha : 14
Artinya: “Sesungguhnya Aku Allah. Tidak
ada Tuhan selain Aku (Allah), maka beribadahlah hanya kepada-Ku (Allah), dan
dirikanlah sholat untuk mengingatku”.
Kalimat
Tauhid keesaan secara konprehensif mempunyai pengertian sebagai berikut:
· La Kholiqo
illa Allah: Tiada Pencipta selain Allah
· La Roziqo
illa Allah: Tiada Pemberi rizqi selain Allah
· La Hafidha
illa Allah: Tiada Pemelihara selain Allah
· La Malika
illa Allah: Tiada Penguasa selain Allah
· La Waliya
illa Allah: Tiada Pemimpin selain Allah
· La Hakima
illa Allah: Tiada Hakim selain Allah
· La Ghoyata
illa Allah: Tiada Yang Maha menjadi tujuan selain Allah
· La Ma’buda
illa Allah: Tiada Yang Maha disembah selain Allah
Lafal
Al-ilah pada kalimat tauhid menurut Ibnu Taimiyah memiliki pengertian yang
dipuja dengan cinta sepenuh hati, tunduk kepada-Nya merendahkan diri di
hadapan-Nya, takut dan mengharapkan kepadaNya, berserah hanya kepada-Nya ketika
dalam kesulitan dan kesusahan, meminta perlindungan kepada-Nya, dan menimbulkan
ketenangan jiwa dikala mengingat dan terpaut cinta denganNya. Ini yang disebut Tauhid
Rububiyah.
Lawan tauhid adalah syirik, artinya
menyekutukan Allah Swt dengan yang lain, mengakui adanya Tuhan selain Allah,
menjadikan tujuan hidupnya selain kepada Allah. Dalam ilmu tauhid, syirik
digunakan dalam arti mempersekutukan Tuhan selain dengan Allah Swt, baik
persekutuan itu mengenai dzat-Nya, sifat-Nya atau af’al-Nya, maupun mengenai
ketaatan yang seharusnya hanya ditujukan kepada-Nya saja.
Syirik
merupakan dosa yang paling besar yang tidak dapat diampuni, syirik itu
bertentangan dengan perintah Allah Swt, juga berakibat merusak akal manusia,
menurunkan derajat dan martabat manusia, serta membuatnya tak pantas
menempati kedudukan tinggi yang telah ditentukan Allah Swt. dalam kaitannya
dengan masalah ini, Allah Swt berfirman dalam surah Luqman : 13
Artinya “Dan (ingatlah ketika Luqman
berkata kepada Anaknya. Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedhaliman yang amat
besar”.
Dan didalam
ayat lain, Allah Swt menjelaskan bahwa orang yang telah berbuat syirik kepada-Nya,
tergolong orang yang telah berbuat dosa besar, sebagaimana firmanNya,
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, bagi siapa berkehendak.
Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa
besar”. (QS. An-Nisa’: 48).
2.3 Sejarah
Pemikiran Manusia tentang Tuhan
1. Pemikiran
Barat
Yang
dimaksudkonsepKetuhananmenurutpemikiranmanusiaadalahkonsep yang didasarkanatashasilpemikiranbaikmelaluipengalamanlahiriahmaupunbatiniah,
baik yang bersifatpenelitianrasionalmaupunpengalamanbatin.
Dalamliteratursejarah agama, dikenalteorievolusionisme, yaituteori yang
menyatakanadanya proses darikepercayaan yang amatsederhana, lama
kelamaanmeningkatmenjadisempurna. Teoritersebutmula-muladikemukakanoleh Max
Muller, kemudiandikemukakanoleh EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock danJavens.
Proses
perkembanganpemikirantentangTuhanmenurutteorievolusionismeadalahsebagaiberikut:
a. Dinamisme
Menurutpahamini,
manusiasejakzamanprimitiftelahmengakuiadanyakekuatan yang
berpengaruhdalamkehidupan.Mula-mulasesuatu yang
berpengaruhtersebutditujukanpadabenda.Setiapbendamempunyaipengaruhpadamanusia,
ada yang berpengaruhpositifdanada pula yang berpengaruhnegatif.Kekuatan yang
adapadabendadisebutdengannama yang berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu), dansyakti (India).
b. Animisme
Olehmasyarakatprimitif, roh dipercayaisebagaisesuatu yang
aktifsekalipunbendanyatelahmati.Olehkarenaitu, rohdianggapsebagaisesuatu yang
selaluhidup, mempunyai rasa senang, rasa
tidaksenangapabilakebutuhannyadipenuhi.Menurutkepercayaanini, agar manusiatidakterkenaefeknegatifdariroh-rohtersebut,
manusiaharusmenyediakankebutuhanroh.Saji-sajian yang sesuaidengan saran
dukunadalahsalahsatuusahauntukmemenuhikebutuhanroh.
c. Politeisme
Kepercayaandinamismedananimisme
lama-lama tidakmemberikankepuasan, karenaterlalubanyak yang
menjadisanjungandanpujaan.Roh yang lebihdari yang lainkemudiandisebutdewa.
Dewamempunyaitugasdankekuasaantertentusesuaidenganbidangnya.Ada dewa yang
bertanggungjawabterhadapcahaya, ada yang membidangimasalah air, ada yang
membidangiangindan lain sebagainya.
d. Henoteisme
Politeismetidakmemberikankepuasan,
terutamaterhadapkaumcendekiawan.Olehkarenaitudaridewa-dewa yang
diakuidiadakanseleksi, karenatidakmungkinmempunyaikekuatan yang sama.
Lama-kelamaankepercayaanmanusiameningkatmenjadilebihdefinitif
(tertentu).Satubangsahanyamengakuisatudewa yang disebutdenganTuhan,
namunmanusiamasihmengakuituhan (ilah) bangsa lain.
KepercayaansatutuhanuntuksatubangsadisebutdenganHenoteisme (Tuhan Tingkat
Nasional).
e. Monoteisme
KepercayaandalambentukHenoteismemelangkahmenjadiMonoteisme.DalamMonoteismehanyamengakuisatuTuhanuntukseluruhbangsadanbersifatinternasional.BentukMonoteismeditinjaudarifilsafatKetuhananterbagidalamtigapaham,
yaitu: deisme, panteisme, danteisme.
Menurut
Andrew lang (1898) menyatakan, bahwa ide tentang Tuhan tidak datang secara
evolusi, tetapi adanya relevansi atau wahyu. Kepercayaan masyarakat primitive
memiliki asal usul yang sama dengan monoteisme dan berasal juga dari
ajaran wahyu Tuhan.(Zaglul Yusuf,1993,26-27)
EvolusionismedalamkepercayaanterhadapTuhansebagaimanadinyatakanoleh
Max Muller dan EB.Taylor (1877), ditentangoleh Andrew Lang (1898) yang
menekankanadanyamonoteismedalammasyarakatprimitif.Diamengemukakanbahwa
orang-orang yang berbudayarendahjugasamamonoteismenyadengan orang-orang
Kristen. Merekamempunyaikepercayaanpadawujud yang agungdansifat-sifat yang
khasterhadaptuhanmereka, yang tidakmerekaberikankepadawujud yang lain.
Denganlahirnyapendapat
Andrew Lang, makaberangsur-angsurgolonganevolusionismemenjadiredadansebaliknyasarjana-sarjana
agama terutama di Eropa Barat
mulaimenantangevolusionismedanmemperkenalkanteoribaruuntukmemahamisejarah
agama.Merekamenyatakanbahwa ide tentangTuhantidakdatangsecaraevolusi,
tetapidenganrelevansiatauwahyu.Kesimpulantersebutdiambilberdasarkanpadapenyelidikanbermacam-macamkepercayaan
yang
dimilikiolehkebanyakanmasyarakatprimitif.Dalampenyelidikandidapatkanbukti-buktibahwaasal-usulkepercayaanmasyarakatprimitifadalahmonoteismedanmonoteismeadalahberasaldariajaranwahyuTuhan
(Zaglul Yusuf, 1993 : 26-27).
Menurut agama Wahyu mengkaji tentang Tuhan didasarkan atas pengamatan dan
pengalaman serta pemikiran manusia, tidak akan pernah benar.Sebab Tuhan
adalah sesuatu yang ghaib,sehingga informasi tentang Tuhan yang hanya berasal
dari manusia meskipun di nyatakan sebagai hasil renungan maupun pemikiran
nasional,tidak akan pernah benar. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran surah
Al-Anbiya:92, surah Hud: 84 dan surah Al-Maidah:72
Surah Al-Anbiya:92
Artinya: Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama
kamu semua; agama yang satu[971] dan aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah aku.
[971] Maksudnya: sama dalam pokok-pokok kepercayaan
dan pokok-pokok Syari'at.
Surah Hud: 84
Artinya: Dan kepada (penduduk) Mad-yan (kami utus)
saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah,
sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. dan janganlah kamu kurangi takaran
dan timbangan, Sesungguhnya aku melihat kamu dalam Keadaan yang baik (mampu)
dan Sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan
(kiamat)."
Surah Al-Maidah: 72
Artinya: Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", Padahal
Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
Dalam ketiga ayat tersebut Allah SWT memperkenalkan
diri melalui para nabi dan rasul
1.
Surah Al-Maidah:72(seperti
diatas), surah AL-Imran:62,Surah shad:35 dan 65,surah Muhammad:19 dalam
ayat-ayat ini menekankan bahwa perbuatan syirik akan di haramkan oleh Allah
masuk surge dan tempat mereka adalah neraka.
2.
Surah
Al-Ikhlas:1-4,surah Al-Ankabut: 46,Taha: 98 dan shad:4 bahwa Allah SWT
adalah dzat yang Esa
2. Pemikiran
Islam
Pemikiran
tentang Tuhan dalam islam melahirkan ilmu kalam, ilmu tauhid atau ilmu
ushuluddin dikalangan umat Islam, setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw.
Aliran-aliran tersebut ada yang bersifat liberal, tradisional dan ada aliran
diantara keduanya. Ketiga corak pemikiran ini mewarnai sejarah pemikiran ilmu
ketuhanan (teologi) dalam Islam. Aliran-aliran tersebuut adalah:
1. Muktazilah, adalah
kelompok rasionalis dikalangan orang Islam, yang sangat menekankan penggunaan
akal dalam memahami semua ajaran Islam. Dalam menganalisis masalah ketuhanan,
mereka memakai bantuan ilmu logika guna mempertahankan keimanan.
2. Qodariyah, adalah
kelompok yang berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan
berbuat.Manusia berhak menentukan dirinya kafir atau mukmin sehingga mereka
harus bertanggung jawab pada dirinya. Jadi, tidak ada investasi Tuhan dalam
perbuatan manusia.
3. Jabariyah, adalah
kelompok yang berpendapat bahwa kehendak dan perbuatan manusia sudah ditentukan
Tuhan. Jadi, manusia dalam hal ini tak ubahnya seperti wayang. Ikhtiar dan doa
yang dilakukan manusia tidak ada gunanya.
4. Asy’ariyah dan Maturidiyah,
adalah kelompok yang mengambil jalan tengah antara Qodariyah dan Jabariyah.Manusia
wajib berusaha semaksimal mungkin. Akan tetapi, Tuhanlah yang menentukan
hasilnya.
2.4
Konsep Ketuhanan Menurut Islam
Konsep
Ketuhanan dapat diartikan sebagai kecintaan, pemujaan atau sesuatu yang dianggap
penting oleh manusia terhadap sesuatu hal (baik abstrak maupun
konkret). Eksistensi atau keberadaan Allah disampaikan oleh Rasul melalui
wahyu kepada manusia, tetapi yang diperoleh melalui proses pemikiran atau
perenungan.
Informasi
melalui wahyu tentang keimanan kepada Allah dapat dibawa dalam kutipan di bawah
ini:
a.
Surat Al-Anbiya’ : 25
Artinya “Dan Kami tidak mengutus
seorang Rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadaNya, bahwasanya
tidak ada Tuhan selain Allah, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.
Sejak diutusnya Nabi Adam AS sampai
Muhammad Saw Rasul terakhir. Ajaran Islam yang tAllah Swt wahyukan kepada para
utusanNya adalah Tauhidullah atau monotheisine murni.
Sedangkan lafadz kalimat tauhid itu adalahlaa ilaha illa Allah. Ada
perbedaan ajaran tentang Tuhan yang ada asalnya dari agama wahyu. Hal semacam
itu disebabkan manusia mengubah ajaran tersebut. Dan hal seperti itu termasuk
kebohongan yang besar (dhulmun’adhim).
b.
Surat Al-Maidah : 72 “Dan Al masih berkata; Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu, sesungguhnya orang yang mempersekutukan
Allah, maka Allah pasti mengharamkan baginya surga dan tempatnya adalah
neraka”.
c.
Surat Al-Baqarah : 163 “ Dan Tuhamu adalah Tuhan yang
Maha Esa, tidak ada Tuhan kecuali Dia yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang”.
Ayat-ayat di atas menegaskan bahwa
Allah Swt adalah Tuhan yang mutlak keesaannya. Lafadz Allah swt adalahisim
jamid, personal nama, atau isim a’dham yang
tidak dapat diterjemahkan, digantikan atau disejajarkan dengan yang lain.
Seseorang yang telah mengaku Islam dan telah mengikrarkan kalimat
Syahadat Laa ilaha illa Allah (tidak ada Tuhan selain Allah)
berate telah memiliki keyakinan yang benar, yaitu monoteisme murni/monoteisme mutlak.
Sebagai konsekuensianya, ia harus menempatkan Allah Swt sebagai prioritas utama
dalam setiap aktivitas kehidupan.
2.5
Pembuktian Wujud Tuhan
1. Metode
Pembuktian Ilmiah
Pertama,
Teori Realitivitas Einstein. Teori ini menganggap bahwa segala sesuatu adalah
relatif dan terbatas jika masih berada.dalam empat dimensi, yakni ruang, waktu
daya dan guna. Selama sesuatu itu masih terbatas oleh empat dimensi ini, maka
selama itu pula disebut alam raya sebagai wujud ciptaan Tuhan. Karena Tuhan di
luar empat dimensi tersebut di atas, maka berarti syarat Tuhan yang pertama
adalah ''mutlak tak terbatas''. Teori realitivitas inilah yang dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan nakal tadi. pertanyaan-pertanyaan seperti; dimana, kapan,
bagaimana dan siapa yang menciptakan Tuhan adalah masih terbatas pada ruang dan
waktu. Kalau ada yang bertanya dimana Tuhan berada ? pertanyaan ini masih
terbatas pada dimensi tempat. itu berarti masih merupakan bagian dari alam yang
Dia ciptakan. Tuhan itu tidak terbatas oleh dimensi tempat. kapan Tuhan itu ada
? Hal ini terbatas pada dimensi waktu. Bagaimana Tuhan itu mengada ? Ini
berarti terbatas pada wujud dan guna. Lalu siapa yang menciptakan Tuhan ? Teori
ini megajarkan bahwa jawabannya adalah Tuhanlah yang menciptakan Tuhan
(menciptakan dirinya sendiri). Asal jawabannya Tuhan, pasti berhenti pada kata
Tuhan, Atau dihentikan oleh Tuhan. Kalau begitu sebenarnya teori realitivitas
menyatakan sebenarnya Tuhan adalah Mutlak, tidak terbatas pada dimensi ruang,
waktu, wujud dan guna. Hanya alam semestalah yang terbatas dan bersifat semu
dan relativ.
Kedua,
Teori Non Otomatik. Teori Ini menyatakan bahwa di muka bumi ini tidak ada yang
otomatis. Atau terjadi dengan sendiri. di balik wayang pasti ada dalang, di
balik film pasti ada sutradara, di balik permainan pasti ada pemain dan di
balik ciptaan pasti ada pencipta. Maka mungkinkah rotasi evolusi alam
menakjubkan para kosmolog, dan kemudian di tangannya lahir ilmu pasti, ilmu
ruang angkasa (kosmologi) itu terjadi dengan sendirinya? Maka teori non
otomatik ini menjelaskan, bahwa alam raya ini ada yang menciptakan. Itulah
Tuhan sebagai penciptanya. Maka dengan mudah teori non otomatik ini
menggugurkan teori atheis yang mengatakan bahwa Tuhan tidak ada.
Sebenarnya mereka (kaum atheis) sudah bertuhan, yakni bertuhan pada akalnya. Tatkala ia mengatakan Tuhan tidak ada, akal itulah yang menjadi 'tuhan'-nya. Pada dasarnya manusia itu tdak bisa mengelak dari ketuhanan, karena mengaku tidak bertuhan pun sebenarnya merupakan manifestasi dari ketuhanan itu sendiri. Yakni, ''tuhan'' dari mereka yang mengingkari Tuhan. jadi mereka tetap bertuhan, yaitu dengan mentuhankan akal pikiran, angan-angan dan persepsinya sendiri.
Sebenarnya mereka (kaum atheis) sudah bertuhan, yakni bertuhan pada akalnya. Tatkala ia mengatakan Tuhan tidak ada, akal itulah yang menjadi 'tuhan'-nya. Pada dasarnya manusia itu tdak bisa mengelak dari ketuhanan, karena mengaku tidak bertuhan pun sebenarnya merupakan manifestasi dari ketuhanan itu sendiri. Yakni, ''tuhan'' dari mereka yang mengingkari Tuhan. jadi mereka tetap bertuhan, yaitu dengan mentuhankan akal pikiran, angan-angan dan persepsinya sendiri.
Ketiga,
Teori The Most, atau ''paling/ter'' (di atas segalanya), Artinya, paling tinggi
(tertinggi). Atau paling kuasa (terkuasa). Atau paling mulia (termulia). Hanya
satu, the only one. Satu dalam artian Tuhan itu hanya satu, tidak ada dua,
tidak tiga, apalagi multi Tuhan. Kemudian satu dalam artian kebenaran. Yang
benar itu hanya satu, semuanya salah. Pasti ada satu kebenaran obyektif di
antara kebenaran subyektif. Pasti ada emas di antara timah, tembaga dan besi.
Pasti ada mutiara di sela-sela lumpur. Pasti ada Tuhan di antara hantu-hantu.
pasti ada agama di antara gama-gama.
Keempat,
Teori Super Nature Power. Teori ini mengatakan bahwa ada kekuatan dahsyat di
balik alam (nature), yakni kekuatan metafisik yang luar biasa. Contoh sederhana
adalah ruh yang ada pada tubuh kita. Ruh adalah bion yang hidup, justru jasad
ini adalah bion yang mati. Mayit bermata, bertelinga, berkaki tetapi tidak
dapat berbuat apa-apa karena ruhnya sudah tidak ada. Berarti ruh adalah bion
yang hidup. Sampai detik ini tidak seorang profesorpun, apalagi yang awam,
berhasil mendeteksi bentuk dan warna ruh. ya karena memang ruh merupakan
rahasia Allah swt.
Dari
empat teori ini, silahkan cari kitab yang di anggap suci oleh umatnya. Jika
kitab itu mengandung empat teori ini, maka kitab suci itu benar-benar suci.
Baik, mungkin kita akan kehabisan waktu untuk mencari kitab-kitab suci.
Jangankan kitab suci yang lain, kitab suci sendiri saja jarang kita sentuh.
Al
qur'an Menjawab Secara Sempurna Problem-Problem Kehidupan & Bukti-Bukti
Ilmiah Yang Paling Mutakhir
Mari
kita buktikan bahwa empat teori di atas terjawab dalam Al-Quranul Karim.
Pertama, Teori Realitivitas. Teori ini mengatakan bahwa Tuhan itu Mutlak, alam
raya ini terbatas. Hal ini Allah jawab dalam surat yang pendek dan padat, tapi
mengandung bobot tauhid yang luar biasa, yaitu surat Al-Ikhlas karena kita
paling ikhlas membacanya. Bahkan kalau kita menjadi makmum (rela menjadi makmum
kalau imamnya membaca surat ikhlas, red.). Ternyata bukan itu hikmah surat
Al-Ikhlas. Al-Ikhlas itu kaitannya erat dengan laa ikraaha fiddin (tidak ada
paksaan untuk memasuki agama Allah (QS. Al-Baqarah (2): 256). Mengapa demikian
? Karena agar ia ikhlas dan tidak menjadi beban dalam memeluk agama Allah
(islam). Sehingga dalam melaksanakan agama Allah selalu didasarkan pada
keikhlasan-keikhlasan.
Baiklah!
di balik pendeknya surat Al-Ikhlas ini, ternyata mengandung bobot tauhid yang
luar biasa. Kita buktikan bahwa teori relitivitas langsung di jawab oleh Allah
Artinya :
''Dia tiada beranak dan tiada diperanakan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia''. (QS. Surat Al-Ikhlas 3-4).
Dia
(Allah) juga bersifat mukhalafatu lil hawaditsi (tidak ada makhlukpun yang
menyerupainyai).
2. Keberadaan
Alam Membuktikan Adanya Tuhan
Adanya alam
serta organisasinya yang menakjubkan dan rahasianya yang pelik, tidak boleh
tidak memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah
menciptakannya, suatu “Akal” yang tidak ada batasnya. Setiap manusia normal
percaya bahwa dirinya “ada” dan percaya pula bahwa alam ini “ada”. Dengan dasar
itu dan dengan kepercayaan inilah dijalani setiap bentuk kegiatan ilmiah dan
kehidupan.
Jika percaya
tentang eksistensi alam, maka secara logika harus percaya tentang adanya
Pencipta Alam. Pernyataan yang mengatakan: <<Percaya adanya makhluk,
tetapi menolak adanya Khaliq>> adalah suatu pernyataan yang tidak benar.
Belum pernah diketahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa
diciptakan. Segala sesuatu bagaimanapun ukurannya, pasti ada penyebabnya. Oleh
karena itu bagaimana akan percaya bahwa alam semesta yang demikian luasnya, ada
dengan sendirinya tanpa pencipta?
3. Pembuktian
Adanya Tuhan dengan Pendekatan Fisika
Sampai abad
ke-19 pendapat yang mengatakan bahwa alam menciptakan dirinya sendiri (alam
bersifat azali) masih banyak pengikutnya. Tetapi setelah ditemukan “hukum kedua
termodinamika” (Second law of Thermodynamics), pernyataan ini
telah kehilangan landasan berpijak.
Hukum
tersebut yang dikenal dengan hukum keterbatasan energi atau teori pembatasan
perubahan energi panas membuktikan bahwa adanya alam tidak mungkin bersifat
azali. Hukum tersebut menerangkan bahwa energi panas selalu berpindah dari
keadaan panas beralih menjadi tidak panas. Sedang kebalikannya tidak mungkin,
yakni energi panas tidak mungkin berubah dari keadaan yang tidak panas menjadi
panas. Perubahan energi panas dikendalikan oleh keseimbangan antara “energi
yang ada” dengan “energi yang tidak ada”.
Bertitik
tolak dari kenyataan bahwa proses kerja kimia dan fisika di alam terus
berlangsung, serta kehidupan tetap berjalan. Hal itu membuktikan secara pasti
bahwa alam bukan bersifat azali. Seandainya alam ini azali, maka sejak dulu
alam sudah kehilangan energinya, sesuai dengan hukum tersebut dan tidak akan
ada lagi kehidupan di alam ini. Oleh karena itu pasti ada yang menciptakan alam
yaitu Tuhan.
4. Pembuktian
Adanya Tuhan dengan Pendekatan Astronomi
Benda alam
yang paling dekat dengan bumi adalah bulan, yang jaraknya dari bumi sekitar
240.000 mil, yang bergerak mengelilingi bumi dan menyelesaikan setiap edarannya
selama dua puluh sembilan hari sekali. Demikian pula bumi yang terletak
93.000.000.000 mil dari matahari berputar pada porosnya dengan kecepatan seribu
mil per jam dan menempuh garis edarnya sepanjang 190.000.000 mil setiap setahun
sekali. Di samping bumi terdapat gugus sembilan planet tata surya, termasuk
bumi, yang mengelilingi matahari dengan kecepatan luar biasa.
Matahari
tidak berhenti pada suatu tempat tertentu, tetapi ia beredar bersama-sama
dengan planet-planet dan asteroid mengelilingi garis edarnya dengan kecepatan
600.000 mil per jam. Di samping itu masih ada ribuan sistem selain “sistem tata
surya” kita dan setiap sistem mempunyai kumpulan atau galaxy sendiri-sendiri.
Galaxy-galaxy tersebut juga beredar pada garis edarnya. Galaxy dimana terletak
sistem matahari kita, beredar pada sumbunya dan menyelesaikan edarannya sekali
dalam 200.000.000 tahun cahaya.
Logika
manusia dengan memperhatikan sistem yang luar biasa dan organisasi yang teliti,
akan berkesimpulan bahwa mustahil semuanya ini terjadi dengan sendirinya,
bahkan akan menyimpulkan bahwa di balik semuanya itu ada kekuatan maha besar
yang membuat dan mengendalikan sistem yang luar biasa tersebut, kekuatan maha
besar tersebut adalah Tuhan.
Metode
pembuktian adanya Tuhan melalui pemahaman dan penghayatan keserasian alam
tersebut oleh Ibnu Rusyd diberi istilah “dalil ikhtira”. Di samping itu Ibnu
Rusyd juga menggunakan metode lain yaitu “dalil inayah”. Dalil ‘inayah adalah
metode pembuktian adanya Tuhan melalui pemahaman dan penghayatan manfaat alam
bagi kehidupan manusia (Zakiah Daradjat, 1996:78-80).
EmoticonEmoticon