CONTOH MAKALAH PERSPEKTIF KETUHANAN



2.1           Filsafat Ketuhanan Islam


Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Sementara itu, A. Hanafi, M.A. mengatakan bahwa pengertian filsafat telah mengalami perubahan-perubahan sepanjang masanya. Pitagoras (481-411 SM), yang dikenal sebagai orang yang pertama yang menggunakan perkataan tersebut. Dari beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengertian filsafat dari segi kebahasan atau semantik adalah cinta terhadap pengetahuan atau kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebikasanaan sebagai sasaran utamanya.
Keimanan dalam Islam merupakan aspek ajaran yang fundamental, kajian ini harus dilaksanakan secara intensif. Keimanan kepada Allah Swt, kecintaan, pengharapan, ikhlas, kekhawatiran, tidak dalam ridho-Nya, tawakal nilai yang harus ditumbuhkan secara subur dalam pribadi muslim yang tidak terpisah dengan aspek pokok ajaran yang lain dalam Islam.
Ketaatan merupakan karunia yang sangat besar bagi muslim dan sebagian orang yang menyebut kecerdasan spiritual yang ditindak lanjuti dengan kecerdasan sosial. Inti ketaatan tidak dinilai menurut Allah Swt, bila tidak ada nilai pada aspek sosial.
Muslim yang baik memiliki kecerdasan intelektual sekaligus kecerdasan spiritual (QS. Ali Imran: 190-191) sehingga sikap keberagamaannya tidak hanya pada ranah emosi tetapi didukung kecerdasan pikir atau ulul albab. Terpadunya dua hal tersebut insya Allah menuju dan berada pada agama yang fitrah. (QS.Ar-Rum: 30).
Jadi, filsafat Ketuhanan dalam Islam bisa diartikan juga yaitu kebijaksanaan Islam untuk menentukan Tuhan, dimana Ia sebagai dasar kepercayaan umat Muslim.

2.2   Pengertian Tuhan

Lafal Ilahi yang artinya Tuhan,menyatakan berbagai obyek yang dibesarkan dan dipentingkan manusia, misalnya dalam surat Al-Furqon: 43



Artinya: “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?”

Tuhan (ilah) ialahsesuatu yang dipentingkan (dianggappenting) olehmanusiasedemikian rupa, sehinggamanusiamerelakandirinyadikuasaiolehnya.
Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat dipahami, bahwa Tuhan itu bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan oleh manusia. Yang pasti ialah manusia tidak mungkin atheis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan logika al-Qur’an setiap manusia pasti mempunyai sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan demikian, orang-orang komunis pada hakikatnya ber-Tuhan juga. Adapun Tuhan mereka ialah ideologi atau angan-angan (utopia) mereka.
Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “Laa illaha illaa Allah”. Susunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan suatu penegasan “melainkan Allah”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan dari segala macam Tuhan terlebih dahulu, yang ada dalam hatinya hanya satu Tuhan yang bernama Allah.
Bagi manusia, Tuhan itu bisa dalam bentuk konkret maupun abstrak/gaib. Al-Qur’an menegaskan Ilah bisa dalam bentuk mufrad maupun jama’ (ilah, ilahian, ilahuna). Ilah ialah sesuatu yang dipentingkan, dipuja, diminintai, diagungkan diharapkan memberikan kemaslahatan dan termasuk yang ditakuti karena mendatangkan bahaya.
Di dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah: 163 menegaskan



Artinya: “Dan Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”

Ilah yang dituju ayat di atas adalah Allah Swt, yang menurut Ulama’ Ilmu Kalam Ilah di sini bermakna al-Ma’bud, artinya satu-satunya yang diibadati/disembah. Sedang Al-Matbu’, yang dicintai, yang disenangi, diikuti. Inilah yang disebut Tauhid Uluhiyah, bahwa Allah Swt. satu-satunya Tuhan yang diibadahi, dicintai, disenangi, dan diikuti.
Allah Swt memfirmankan dalam Al-Qur’an surat Thoha : 14




Artinya: “Sesungguhnya Aku Allah. Tidak ada Tuhan selain Aku (Allah), maka beribadahlah hanya kepada-Ku (Allah), dan dirikanlah sholat untuk mengingatku”.

Kalimat Tauhid keesaan secara konprehensif mempunyai pengertian sebagai berikut:
·       La Kholiqo illa Allah: Tiada Pencipta selain Allah
·       La Roziqo illa Allah: Tiada Pemberi rizqi selain Allah
·       La Hafidha illa Allah: Tiada Pemelihara selain Allah
·       La Malika illa Allah: Tiada Penguasa selain Allah
·       La Waliya illa Allah: Tiada Pemimpin selain Allah
·       La Hakima illa Allah: Tiada Hakim selain Allah
·       La Ghoyata illa Allah: Tiada Yang Maha menjadi tujuan selain Allah
·       La Ma’buda illa Allah: Tiada Yang Maha disembah selain Allah

Lafal Al-ilah pada kalimat tauhid menurut Ibnu Taimiyah memiliki pengertian yang dipuja dengan cinta sepenuh hati, tunduk kepada-Nya merendahkan diri di hadapan-Nya, takut dan mengharapkan kepadaNya, berserah hanya kepada-Nya ketika dalam kesulitan dan kesusahan, meminta perlindungan kepada-Nya, dan menimbulkan ketenangan jiwa dikala mengingat dan terpaut cinta denganNya. Ini yang disebut Tauhid Rububiyah.
Lawan tauhid adalah syirik, artinya menyekutukan Allah Swt dengan yang lain, mengakui adanya Tuhan selain Allah, menjadikan tujuan hidupnya selain kepada Allah. Dalam ilmu tauhid, syirik digunakan dalam arti mempersekutukan Tuhan selain dengan Allah Swt, baik persekutuan itu mengenai dzat-Nya, sifat-Nya atau af’al-Nya, maupun mengenai ketaatan yang seharusnya hanya ditujukan kepada-Nya saja.
Syirik merupakan dosa yang paling besar yang tidak dapat diampuni, syirik itu bertentangan dengan perintah Allah Swt, juga berakibat merusak akal manusia, menurunkan derajat dan  martabat manusia, serta membuatnya tak pantas menempati kedudukan tinggi yang telah ditentukan Allah Swt. dalam kaitannya dengan masalah ini, Allah Swt berfirman dalam surah Luqman : 13



Artinya “Dan (ingatlah ketika Luqman berkata kepada Anaknya. Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedhaliman yang amat besar”.

Dan didalam ayat lain, Allah Swt menjelaskan bahwa orang yang telah berbuat syirik kepada-Nya, tergolong orang yang telah berbuat dosa besar, sebagaimana firmanNya, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, bagi siapa berkehendak. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa besar”. (QS. An-Nisa’: 48).

                                          
2.3    Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan


1.   Pemikiran Barat

Yang dimaksudkonsepKetuhananmenurutpemikiranmanusiaadalahkonsep yang didasarkanatashasilpemikiranbaikmelaluipengalamanlahiriahmaupunbatiniah, baik yang bersifatpenelitianrasionalmaupunpengalamanbatin. Dalamliteratursejarah agama, dikenalteorievolusionisme, yaituteori yang menyatakanadanya proses darikepercayaan yang amatsederhana, lama kelamaanmeningkatmenjadisempurna. Teoritersebutmula-muladikemukakanoleh Max Muller, kemudiandikemukakanoleh EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock danJavens. Proses perkembanganpemikirantentangTuhanmenurutteorievolusionismeadalahsebagaiberikut:
a.  Dinamisme
Menurutpahamini, manusiasejakzamanprimitiftelahmengakuiadanyakekuatan yang berpengaruhdalamkehidupan.Mula-mulasesuatu yang berpengaruhtersebutditujukanpadabenda.Setiapbendamempunyaipengaruhpadamanusia, ada yang berpengaruhpositifdanada pula yang berpengaruhnegatif.Kekuatan yang adapadabendadisebutdengannama yang berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu), dansyakti (India).


b. Animisme
Olehmasyarakatprimitif, roh dipercayaisebagaisesuatu yang aktifsekalipunbendanyatelahmati.Olehkarenaitu, rohdianggapsebagaisesuatu yang selaluhidup, mempunyai rasa senang, rasa tidaksenangapabilakebutuhannyadipenuhi.Menurutkepercayaanini, agar manusiatidakterkenaefeknegatifdariroh-rohtersebut, manusiaharusmenyediakankebutuhanroh.Saji-sajian yang sesuaidengan saran dukunadalahsalahsatuusahauntukmemenuhikebutuhanroh.
c.  Politeisme
Kepercayaandinamismedananimisme lama-lama tidakmemberikankepuasan, karenaterlalubanyak yang menjadisanjungandanpujaan.Roh yang lebihdari yang lainkemudiandisebutdewa. Dewamempunyaitugasdankekuasaantertentusesuaidenganbidangnya.Ada dewa yang bertanggungjawabterhadapcahaya, ada yang membidangimasalah air, ada yang membidangiangindan lain sebagainya.
d. Henoteisme
Politeismetidakmemberikankepuasan, terutamaterhadapkaumcendekiawan.Olehkarenaitudaridewa-dewa yang diakuidiadakanseleksi, karenatidakmungkinmempunyaikekuatan yang sama. Lama-kelamaankepercayaanmanusiameningkatmenjadilebihdefinitif (tertentu).Satubangsahanyamengakuisatudewa yang disebutdenganTuhan, namunmanusiamasihmengakuituhan (ilah) bangsa lain. KepercayaansatutuhanuntuksatubangsadisebutdenganHenoteisme (Tuhan Tingkat Nasional).
e.  Monoteisme
KepercayaandalambentukHenoteismemelangkahmenjadiMonoteisme.DalamMonoteismehanyamengakuisatuTuhanuntukseluruhbangsadanbersifatinternasional.BentukMonoteismeditinjaudarifilsafatKetuhananterbagidalamtigapaham, yaitu: deisme, panteisme, danteisme.
Menurut Andrew lang (1898) menyatakan, bahwa ide tentang Tuhan tidak datang secara evolusi, tetapi adanya relevansi atau wahyu. Kepercayaan masyarakat primitive memiliki asal usul yang sama dengan monoteisme dan berasal  juga dari ajaran wahyu Tuhan.(Zaglul Yusuf,1993,26-27)
EvolusionismedalamkepercayaanterhadapTuhansebagaimanadinyatakanoleh Max Muller dan EB.Taylor (1877), ditentangoleh Andrew Lang (1898) yang menekankanadanyamonoteismedalammasyarakatprimitif.Diamengemukakanbahwa orang-orang yang berbudayarendahjugasamamonoteismenyadengan orang-orang Kristen. Merekamempunyaikepercayaanpadawujud yang agungdansifat-sifat yang khasterhadaptuhanmereka, yang tidakmerekaberikankepadawujud yang lain.
Denganlahirnyapendapat Andrew Lang, makaberangsur-angsurgolonganevolusionismemenjadiredadansebaliknyasarjana-sarjana agama terutama di Eropa Barat mulaimenantangevolusionismedanmemperkenalkanteoribaruuntukmemahamisejarah agama.Merekamenyatakanbahwa ide tentangTuhantidakdatangsecaraevolusi, tetapidenganrelevansiatauwahyu.Kesimpulantersebutdiambilberdasarkanpadapenyelidikanbermacam-macamkepercayaan yang dimilikiolehkebanyakanmasyarakatprimitif.Dalampenyelidikandidapatkanbukti-buktibahwaasal-usulkepercayaanmasyarakatprimitifadalahmonoteismedanmonoteismeadalahberasaldariajaranwahyuTuhan (Zaglul Yusuf, 1993 : 26-27).
            Menurut agama Wahyu mengkaji  tentang Tuhan didasarkan atas pengamatan dan pengalaman serta pemikiran  manusia, tidak akan pernah benar.Sebab Tuhan adalah sesuatu yang ghaib,sehingga informasi tentang Tuhan yang hanya berasal  dari manusia meskipun di nyatakan sebagai hasil renungan maupun pemikiran nasional,tidak akan pernah benar. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran surah Al-Anbiya:92, surah Hud: 84 dan surah Al-Maidah:72
Surah Al-Anbiya:92

Artinya: Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu[971] dan aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah aku.
[971] Maksudnya: sama dalam pokok-pokok kepercayaan dan pokok-pokok Syari'at.

Surah Hud: 84







Artinya: Dan kepada (penduduk) Mad-yan (kami utus) saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, Sesungguhnya aku melihat kamu dalam Keadaan yang baik (mampu) dan Sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)."

Surah Al-Maidah: 72




Artinya: Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", Padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
Dalam ketiga ayat tersebut Allah SWT memperkenalkan diri melalui para nabi dan rasul
1.   Surah Al-Maidah:72(seperti diatas), surah AL-Imran:62,Surah shad:35 dan 65,surah Muhammad:19 dalam ayat-ayat ini menekankan bahwa perbuatan syirik akan di haramkan oleh Allah masuk surge dan tempat mereka adalah neraka.
2.   Surah Al-Ikhlas:1-4,surah Al-Ankabut: 46,Taha: 98 dan  shad:4 bahwa Allah SWT adalah dzat yang Esa


2.   Pemikiran Islam

Pemikiran tentang Tuhan dalam islam melahirkan ilmu kalam, ilmu tauhid atau ilmu ushuluddin dikalangan umat Islam, setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Aliran-aliran tersebut ada yang bersifat liberal, tradisional dan ada aliran diantara keduanya. Ketiga corak pemikiran ini mewarnai sejarah pemikiran ilmu ketuhanan (teologi) dalam Islam. Aliran-aliran tersebuut adalah:
1.   Muktazilah, adalah kelompok rasionalis dikalangan orang Islam, yang sangat menekankan penggunaan akal dalam memahami semua ajaran Islam. Dalam menganalisis masalah ketuhanan, mereka memakai bantuan ilmu logika guna mempertahankan keimanan.
2.   Qodariyah, adalah kelompok yang berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan berbuat.Manusia berhak menentukan dirinya kafir atau mukmin sehingga mereka harus bertanggung jawab pada dirinya. Jadi, tidak ada investasi Tuhan dalam perbuatan manusia.
3.   Jabariyah, adalah kelompok yang berpendapat bahwa kehendak dan perbuatan manusia sudah ditentukan Tuhan. Jadi, manusia dalam hal ini tak ubahnya seperti wayang. Ikhtiar dan doa yang dilakukan manusia tidak ada gunanya.
4.   Asy’ariyah dan Maturidiyah, adalah kelompok yang mengambil jalan tengah antara Qodariyah dan Jabariyah.Manusia wajib berusaha semaksimal mungkin. Akan tetapi, Tuhanlah yang menentukan hasilnya.

2.4         Konsep Ketuhanan Menurut Islam

Konsep Ketuhanan dapat diartikan sebagai kecintaan, pemujaan atau sesuatu yang dianggap penting oleh manusia terhadap sesuatu hal (baik abstrak maupun konkret). Eksistensi atau keberadaan Allah disampaikan oleh Rasul melalui wahyu kepada manusia, tetapi yang diperoleh melalui proses pemikiran atau perenungan.
Informasi melalui wahyu tentang keimanan kepada Allah dapat dibawa dalam kutipan di bawah ini:
a.       Surat Al-Anbiya’ : 25




Artinya “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadaNya, bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.
Sejak diutusnya Nabi Adam AS sampai Muhammad Saw Rasul terakhir. Ajaran Islam yang tAllah Swt wahyukan kepada para utusanNya adalah Tauhidullah atau monotheisine murni. Sedangkan lafadz kalimat tauhid itu adalahlaa ilaha illa Allah. Ada perbedaan ajaran tentang Tuhan yang ada asalnya dari agama wahyu. Hal semacam itu disebabkan manusia mengubah ajaran tersebut. Dan hal seperti itu termasuk kebohongan yang besar (dhulmun’adhim).
b.      Surat Al-Maidah : 72 “Dan Al masih berkata; Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu, sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka Allah pasti mengharamkan baginya surga dan tempatnya adalah neraka”.
c.       Surat Al-Baqarah : 163 “ Dan Tuhamu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan kecuali Dia yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang”.
Ayat-ayat di atas menegaskan bahwa Allah Swt adalah Tuhan yang mutlak keesaannya. Lafadz Allah swt adalahisim jamid, personal nama, atau isim a’dham yang tidak dapat diterjemahkan, digantikan atau disejajarkan dengan yang lain. Seseorang yang telah mengaku Islam dan telah mengikrarkan kalimat Syahadat Laa ilaha illa Allah (tidak ada Tuhan selain Allah) berate telah memiliki keyakinan yang benar, yaitu monoteisme murni/monoteisme mutlak. Sebagai konsekuensianya, ia harus menempatkan Allah Swt sebagai prioritas utama dalam setiap aktivitas kehidupan.

2.5         Pembuktian Wujud Tuhan

1.   Metode Pembuktian Ilmiah
Pertama, Teori Realitivitas Einstein. Teori ini menganggap bahwa segala sesuatu adalah relatif dan terbatas jika masih berada.dalam empat dimensi, yakni ruang, waktu daya dan guna. Selama sesuatu itu masih terbatas oleh empat dimensi ini, maka selama itu pula disebut alam raya sebagai wujud ciptaan Tuhan. Karena Tuhan di luar empat dimensi tersebut di atas, maka berarti syarat Tuhan yang pertama adalah ''mutlak tak terbatas''. Teori realitivitas inilah yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan nakal tadi. pertanyaan-pertanyaan seperti; dimana, kapan, bagaimana dan siapa yang menciptakan Tuhan adalah masih terbatas pada ruang dan waktu. Kalau ada yang bertanya dimana Tuhan berada ? pertanyaan ini masih terbatas pada dimensi tempat. itu berarti masih merupakan bagian dari alam yang Dia ciptakan. Tuhan itu tidak terbatas oleh dimensi tempat. kapan Tuhan itu ada ? Hal ini terbatas pada dimensi waktu. Bagaimana Tuhan itu mengada ? Ini berarti terbatas pada wujud dan guna. Lalu siapa yang menciptakan Tuhan ? Teori ini megajarkan bahwa jawabannya adalah Tuhanlah yang menciptakan Tuhan (menciptakan dirinya sendiri). Asal jawabannya Tuhan, pasti berhenti pada kata Tuhan, Atau dihentikan oleh Tuhan. Kalau begitu sebenarnya teori realitivitas menyatakan sebenarnya Tuhan adalah Mutlak, tidak terbatas pada dimensi ruang, waktu, wujud dan guna. Hanya alam semestalah yang terbatas dan bersifat semu dan relativ.
Kedua, Teori Non Otomatik. Teori Ini menyatakan bahwa di muka bumi ini tidak ada yang otomatis. Atau terjadi dengan sendiri. di balik wayang pasti ada dalang, di balik film pasti ada sutradara, di balik permainan pasti ada pemain dan di balik ciptaan pasti ada pencipta. Maka mungkinkah rotasi evolusi alam menakjubkan para kosmolog, dan kemudian di tangannya lahir ilmu pasti, ilmu ruang angkasa (kosmologi) itu terjadi dengan sendirinya? Maka teori non otomatik ini menjelaskan, bahwa alam raya ini ada yang menciptakan. Itulah Tuhan sebagai penciptanya. Maka dengan mudah teori non otomatik ini menggugurkan teori atheis yang mengatakan bahwa Tuhan tidak ada.
Sebenarnya mereka (kaum atheis) sudah bertuhan, yakni bertuhan pada akalnya. Tatkala ia mengatakan Tuhan tidak ada, akal itulah yang menjadi 'tuhan'-nya. Pada dasarnya manusia itu tdak bisa mengelak dari ketuhanan, karena mengaku tidak bertuhan pun sebenarnya merupakan manifestasi dari ketuhanan itu sendiri. Yakni, ''tuhan'' dari mereka yang mengingkari Tuhan. jadi mereka tetap bertuhan, yaitu dengan mentuhankan akal pikiran, angan-angan dan persepsinya sendiri.
Ketiga, Teori The Most, atau ''paling/ter'' (di atas segalanya), Artinya, paling tinggi (tertinggi). Atau paling kuasa (terkuasa). Atau paling mulia (termulia). Hanya satu, the only one. Satu dalam artian Tuhan itu hanya satu, tidak ada dua, tidak tiga, apalagi multi Tuhan. Kemudian satu dalam artian kebenaran. Yang benar itu hanya satu, semuanya salah. Pasti ada satu kebenaran obyektif di antara kebenaran subyektif. Pasti ada emas di antara timah, tembaga dan besi. Pasti ada mutiara di sela-sela lumpur. Pasti ada Tuhan di antara hantu-hantu. pasti ada agama di antara gama-gama. 
Keempat, Teori Super Nature Power. Teori ini mengatakan bahwa ada kekuatan dahsyat di balik alam (nature), yakni kekuatan metafisik yang luar biasa. Contoh sederhana adalah ruh yang ada pada tubuh kita. Ruh adalah bion yang hidup, justru jasad ini adalah bion yang mati. Mayit bermata, bertelinga, berkaki tetapi tidak dapat berbuat apa-apa karena ruhnya sudah tidak ada. Berarti ruh adalah bion yang hidup. Sampai detik ini tidak seorang profesorpun, apalagi yang awam, berhasil mendeteksi bentuk dan warna ruh. ya karena memang ruh merupakan rahasia Allah swt.
Dari empat teori ini, silahkan cari kitab yang di anggap suci oleh umatnya. Jika kitab itu mengandung empat teori ini, maka kitab suci itu benar-benar suci. Baik, mungkin kita akan kehabisan waktu untuk mencari kitab-kitab suci. Jangankan kitab suci yang lain, kitab suci sendiri saja jarang kita sentuh.
Al qur'an Menjawab Secara Sempurna Problem-Problem Kehidupan & Bukti-Bukti Ilmiah Yang Paling Mutakhir
Mari kita buktikan bahwa empat teori di atas terjawab dalam Al-Quranul Karim. Pertama, Teori Realitivitas. Teori ini mengatakan bahwa Tuhan itu Mutlak, alam raya ini terbatas. Hal ini Allah jawab dalam surat yang pendek dan padat, tapi mengandung bobot tauhid yang luar biasa, yaitu surat Al-Ikhlas karena kita paling ikhlas membacanya. Bahkan kalau kita menjadi makmum (rela menjadi makmum kalau imamnya membaca surat ikhlas, red.). Ternyata bukan itu hikmah surat Al-Ikhlas. Al-Ikhlas itu kaitannya erat dengan laa ikraaha fiddin (tidak ada paksaan untuk memasuki agama Allah (QS. Al-Baqarah (2): 256). Mengapa demikian ? Karena agar ia ikhlas dan tidak menjadi beban dalam memeluk agama Allah (islam). Sehingga dalam melaksanakan agama Allah selalu didasarkan pada keikhlasan-keikhlasan.
Baiklah! di balik pendeknya surat Al-Ikhlas ini, ternyata mengandung bobot tauhid yang luar biasa. Kita buktikan bahwa teori relitivitas langsung di jawab oleh Allah





Artinya :
''Dia tiada beranak dan tiada diperanakan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia''. (QS. Surat Al-Ikhlas 3-4).
Dia (Allah) juga bersifat mukhalafatu lil hawaditsi (tidak ada makhlukpun yang menyerupainyai).
2.   Keberadaan Alam Membuktikan Adanya Tuhan
Adanya alam serta organisasinya yang menakjubkan dan rahasianya yang pelik, tidak boleh tidak memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah menciptakannya, suatu “Akal” yang tidak ada batasnya. Setiap manusia normal percaya bahwa dirinya “ada” dan percaya pula bahwa alam ini “ada”. Dengan dasar itu dan dengan kepercayaan inilah dijalani setiap bentuk kegiatan ilmiah dan kehidupan.
Jika percaya tentang eksistensi alam, maka secara logika harus percaya tentang adanya Pencipta Alam. Pernyataan yang mengatakan: <<Percaya adanya makhluk, tetapi menolak adanya Khaliq>> adalah suatu pernyataan yang tidak benar. Belum pernah diketahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa diciptakan. Segala sesuatu bagaimanapun ukurannya, pasti ada penyebabnya. Oleh karena itu bagaimana akan percaya bahwa alam semesta yang demikian luasnya, ada dengan sendirinya tanpa pencipta?
3.   Pembuktian Adanya Tuhan dengan Pendekatan Fisika
Sampai abad ke-19 pendapat yang mengatakan bahwa alam menciptakan dirinya sendiri (alam bersifat azali) masih banyak pengikutnya. Tetapi setelah ditemukan “hukum kedua termodinamika”  (Second law of Thermodynamics), pernyataan ini telah kehilangan landasan berpijak.
Hukum tersebut yang dikenal dengan hukum keterbatasan energi atau teori pembatasan perubahan energi panas membuktikan bahwa adanya alam tidak mungkin bersifat azali. Hukum tersebut menerangkan bahwa energi panas selalu berpindah dari keadaan panas beralih menjadi tidak panas. Sedang kebalikannya tidak mungkin, yakni energi panas tidak mungkin berubah dari keadaan yang tidak panas menjadi panas. Perubahan energi panas dikendalikan oleh keseimbangan antara “energi yang ada” dengan “energi yang tidak ada”.
Bertitik tolak dari kenyataan bahwa proses kerja kimia dan fisika di alam terus berlangsung, serta kehidupan tetap berjalan. Hal itu membuktikan secara pasti bahwa alam bukan bersifat azali. Seandainya alam ini azali, maka sejak dulu alam sudah kehilangan energinya, sesuai dengan hukum tersebut dan tidak akan ada lagi kehidupan di alam ini. Oleh karena itu pasti ada yang menciptakan alam yaitu Tuhan.
4.   Pembuktian Adanya Tuhan dengan Pendekatan Astronomi
Benda alam yang paling dekat dengan bumi adalah bulan, yang jaraknya dari bumi sekitar 240.000 mil, yang bergerak mengelilingi bumi dan menyelesaikan setiap edarannya selama dua puluh sembilan hari sekali. Demikian pula bumi yang terletak 93.000.000.000 mil dari matahari berputar pada porosnya dengan kecepatan seribu mil per jam dan menempuh garis edarnya sepanjang 190.000.000 mil setiap setahun sekali. Di samping bumi terdapat gugus sembilan planet tata surya, termasuk bumi, yang mengelilingi matahari dengan kecepatan luar biasa.
Matahari tidak berhenti pada suatu tempat tertentu, tetapi ia beredar bersama-sama dengan planet-planet dan asteroid mengelilingi garis edarnya dengan kecepatan 600.000 mil per jam. Di samping itu masih ada ribuan sistem selain “sistem tata surya” kita dan setiap sistem mempunyai kumpulan atau galaxy sendiri-sendiri. Galaxy-galaxy tersebut juga beredar pada garis edarnya. Galaxy dimana terletak sistem matahari kita, beredar pada sumbunya dan menyelesaikan edarannya sekali dalam 200.000.000 tahun cahaya.
Logika manusia dengan memperhatikan sistem yang luar biasa dan organisasi yang teliti, akan berkesimpulan bahwa mustahil semuanya ini terjadi dengan sendirinya, bahkan akan menyimpulkan bahwa di balik semuanya itu ada kekuatan maha besar yang membuat dan mengendalikan sistem yang luar biasa tersebut, kekuatan maha besar tersebut adalah Tuhan.
Metode pembuktian adanya Tuhan melalui pemahaman dan penghayatan keserasian alam tersebut oleh Ibnu Rusyd diberi istilah “dalil ikhtira”. Di samping itu Ibnu Rusyd juga menggunakan metode lain yaitu “dalil inayah”. Dalil ‘inayah adalah metode pembuktian adanya Tuhan melalui pemahaman dan penghayatan manfaat alam bagi kehidupan manusia (Zakiah Daradjat, 1996:78-80).



















EmoticonEmoticon